RSS

Masuk Bagan gratis....(myanmar bag 2)

 swezigon pagoda



dammayangi temple

 thatbinyu temple


Sesampainya di terminal bus, kita diantar ke agen bus masing2. Karna kita berlima terbagi ke 2 agen bus, sementara aku menaiki JJ bus Expres yang sudah aku booking sebelum keberangkatan ke myanmar, tiket untuk turis seharga 19 USD. Emang harga tiketnya paling mahal diantara bus yang lainnya, sementara temenku dapet bus lokal, lebih murah. Tapi harga segitu sudah termasuk nyaman menurutku, terbukti aku tetep bisa merem sepanjang 600 km, semalaman. Bus berangkat pukul 20.00, sebelumnya aku mandi dulu di tempat situ, trakhir mandi pagi kemarin, haha..

Setelah penumpang hadir semua, kitapun duduk di nomer kursi masing2,kursinya 2-1, diberi 1 botol air mineral, dan sekotak cemilan, isinya 3 roti, rasanya not bad lah, mayan mengganjal perut. Sepanjang perjalanan bus hanya berhenti 2 kali. Bus ini sangat nyaman, mulus jalannya, mungkin karna jalanan sepanjang yangon ke bagan berupa jalan tol, karna aku berada pada kursi nomer 2 dari depan jadi aku bisa melihat sopir, kulihat kecepatan bus 100 km/jam. Jam 01.30 bus berhenti disebuah pusat kuliner, tempat ini sangat besar dan luas, kerlap kerlip lampu menambah suasana menarik, mirip tempat kuliner, bukan seperti tempat bus berhenti di indonesia/rest area klo perjalanan dari surabaya ke yogya. Karna aku udah kenyang, jadin Cuma ke toilet dan ke apotik, tenggorokanku tiba2 sakit, sepertinya terserang mau batuk, akupun beli permen stripsil harga 1200 kyat. 30 menit istirahat bus melaju lagi. Beberapa jam kemudian bus kembali berhenti, tapi Cuma 10 menit, aku malas kluar, selain masih ngantuk juga diluar sepertinya gerimis. Jam 4 bus memasuki jalanan gak rata, sepertinya mulai sampai di tempat tujuan. Bus ini akan berhenti di terminal Nyang U. Kota terdekat dari bagan.

Jam setengah 5 pagi bus sampai. Pas kita turun di depan jj expres, ternyata ke 3 temenku udah sampai duluan. Karna kita memang janjian disini. Akupun ganti baju dan membasuh muka. Sementara mereka didatengin para sopir untuk tawar menawar harga. Meman g dari terminal Nyang U ke bagan tidak ada transportasi publik. Pilihannya kita bisa menaiki taxi, atau share pick up ke kota nyang U, setelah itu bisa sewa sepeda ontel atau sepeda elektrik. Dari terminal ini kita bisa memilih sewa taxi atau andong. Karna kita berlima, kita sepakat naik taxi saja, dari sunrise samapai sunset, kembali lagi ke terminal. Pihak sopir menawar dengan harga 1 juta rupiah untuk sewa taxi 1 hari penuh. Emang kelihatan mahal ya, trus kita menawar, mau gak memasukan kita ke bagan tanpa bayar tiket, tiket bagan seharga 25000 kyat ( 250k rupiah) yang berlaku untuk 5 hari kunjungan. Si sopir pun meng iyakan, okelah kita patungan 200 rb rupiah, masih murah daripada harga 1 tiket masuk bagan. Dari terminal ini menuju ke old bagan sekitar 40menit. Jalanan menuju old bagan ini mengingatkanku pada perjalanan pagi ke siemreap, jalanan aspal sepi dan matahari belum muncul, terbit disini jam 06.30



Kami menuju candi pertama, aku lupa nama candi ini, gak terlalu besar si, disini kita akan melihat sunrise, dilokasi ini cukup sepi, hanya 1 rombongan 5 orang lokal myanmar. Cukup sulit mencari tangga menuju ke atas, udah kuputeri kluar masuk candi gak kutemukan. Ternyata tangganya berada di lubang sempit dan gelap, pantes kagak kelihatan. Sesampainya diatas kami melihat 360 derajat pandangan candi2 dari kejauhan. Rupanya matahari malu2 muncul, mendung di arah timur menutupi matahari terbit.

Abis itu kami mencari warung untuk sarapan. Aku Cuma pesen minum milk tea, bekalku burger dari yangon kemarin belom ku makan, sementara yang lain pesen makanan. Tampak warung sederhana ini mempekerjakan anak2 dibawah umur sebagai pelayan, dan tidak mengerti bahasa inggris, kami perlu si sopir untuk menterjemahkan maksud pesanan kami. Teh susu seharga 3000 rupiah, sementara nasi goreng telur seharga 10 rb rupiah, sambil aku ngecas kameraku, karna semalam aku gak menemukan carger di bus. Setelah perut terisi kami kembali berkeliling ke candi berikutnya, pagoda emas, swezigon. Karna gak punya tiket masuk bagan, setiap kali ketemu security akupun berdebar2 takut ketahuan. Ternyata Cuma perasaanku saja, sampek sunsetpun ternyata gak ada yang meminta memperlihatkan tiket, beruntungnya kami, hehe...swezigon ini salah satu candi dilapisi emas di komplek old bagan, pagi itu juga masih sepi, hanya beberapa penduduk lokal dan biksu yang berada dilokasi. Didepan candi ini terdapat deretan penjual suvenir, kami melihat lihat saja, sementara mreka sahut menyahut menawarkan barang dagangannnya, karna sepertinya Cuma kmi wisatawan pagi itu yang berada di swezigon, mungkin masih kepagian, udah jam 8 sih sebenernya.




Abis itu temenku meminta dianterin ke pasar tradisional, mungkin mau cari oleh2. Pasar ini merupakan satu2nya pasar besar di kota nyang U. Kami kelur masuk areal pasar tapi tidak menemukan hal yang dinginankan, sebagian besar mereka jual kebutuhan sehari2, sayuran, buah dan kebutuhan pokok lainnya, sementara itu kami masuk ke minimarket untuk sekedar membeli minuman. Bagiku skedar masuk minimarket merupakan hal biasa klo diindonesia yang menjamur indomaret dan alfamaret, menariknya barang yang dijual disini pastinya berbeda meski Cuma makanan dan minuman ringan, kulineran lah, aku membeli sebotol minuman buah, gak mahal sih 8k rupiah saja, mayan membasahi tenggorokan, rasanya juga enak. Jam 9 kami kembali ke mobil, untuk melanjutkan perjalanan kami berkeliling di negeri seribu candi. Kawasan bagan ini dibagi menjadi 2, old bagan tempat candi2 seluas 108 km persegi, dan new bagan dimana disana terdapat rumah2 penginapan, cafe. Meskipun masih jam 9 pagi tapi panas banget disini, kata sopir disini memang gersang, setahun rata2 Cuma hujan 7x. Kami mendapati 2x penduduk lokal yang sengaja membakar pohon, bahkan aku lihat dari atas candi api itu membesar sampai membakar 1 pohon, mungkin itu disengaja untuk membuka lahan pertanian, entah lahan ini milik pemerintah atau penduduk, karna ketika kami mengunjungin candi2 ini sering mendapati penduduk membajak sawah dengan ke 2 sapinya.










Bagan pernah diguncang gempa hebat tahun kemarin, agustus 2016. Kami melihat usaha renovasi dibeberapa tempat, karna kabarnya memang gempa itu merusak ratusan candi di bagan. Beberapa candi besar tampak tertutup anyaman bambu atau tertutup terpal, memang kurang enak dilihat sih jadinya, mungkin kami datang disaat yang kurang tepat saja. Tapi masih banyak kok candi2 yang lain yang masih utuh, saking banyaknya akupun gak mengingat nama2 candi yang kudatangin seharian di bagan, selain nama2nya susah diingat, beberapa candi juga kurang terkenal, mungkin agar kami tidak ketangkap basah oleh petugas karna kami tidak memiliki tiket. Cukup dari kejauhan saja kami melihat candi2 itu.

Jam setengah 2 kami mencari tempat makan, si sopir menawari kami makan all u can eat per orang 50 rb rupiah saja, akupun meng iyakan saja, yang penting makan halal. Sambil ngadem dan nge cas hp dan kamera. Tempat makan ini lumayan bersih dari lokasi sarapan kita tadi, beberapa yang makan juga turis luar. Meja bulat besar kami dipenuhi makanan ayam, ikan, sayuran, buah. Kalo abis di isi lagi, untuk minumnya harus bayar lagi. Untuk lidah jawa sepertiku rasa makanannya masih enak dilidah lah, banyakin ayam dan buahnya aja, haha...






Agak lama kami beristirahat di tempat makan, jam setengah 3 kami kembali keliling lagi. Sampai menunggu waktu sunset. Beberapa tempat candi mengharuskan membayar lagi untuk melihat sunset. Kami harus masuk sebelum jam setengah 4 untuk menghindari tiket masuk, sesampai dilokasi ternyata kami telat, sudah ada penjagaan tiket masuk, padahal masih tinggi lho matahari, sunset disini jam 18.30. sopirpun memutar mutar mencarikan kami candi yang gak bayar cukup jauh sepertinya kami masuk2 ke jalanan berdebu, sepertinya lokasi ini jauh dari turis, benar saja pas kami kesitu Cuma kami saja yang naik ke atas candi. Lokasi ini favorit aku, ini candi ke 2 yang kita naiki, pertama tadi pas sunrise. Dari sisni lebih deket kelihatan banyak candi 360 derajat pandangan kami, meski bukan lokasi favorit, dan aku juga gak tau nama candi ini. Kami menunggu sekitar 2 jam disini, sampai matahari tenggelam. Penantian kami tidak sia2, meski agak mendung tapi kami melihat matahari merah bulat sempurna tenggelam dilangit jingga.



Jam 18.30 kami buru2 balik ke mobil untuk menuju terminal bus, jadwal jam 20.00 bus akan menuju kembali ke yangon. Kami memang tidak menginap disini, mengingat keterbatasan waktu yang kami punya. Sekembali menuju terminal kami melihat ada kecelakaan, ada ambulan dikerumuni mobil dan orang. Terlihat 1 bule cowok terduduk lemas, dengan sepeda elektriknya yang rusak, entah aku juga tidak mengetahui dengan jelas kronologi kecelakaannya seperti apa, kami Cuma sekilas melihat, dan melanjutkan perjalanan, jam 7 kurang kami sudah sampai di depan terminal. Setelah menyelesaikan perjalanan ini kami langusng ke agen bus, gantian mandi. Bus berangkat jam 8 tepat waktu menuju yangon.

Pengeluaran hari 2
- tiket bus yangon-bagan PP 38 usd
- sewa taxi urunan 20000 kyat
- milk tea 300 kyat
- lunch all u can eat 5000 kyat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment