RSS

Eco green school Bali





Sekolah internasional ini berada 1 jam dari Denpasar. Pendiri sekolah ini adalah suami istri berkebangsaan kanada, pengusaha jewel yang sukses. Berawal dari keinginan mengembangkan sekolah yang berbasis pada ekologi alam. Maka dibuatlah sebuah sekolah ini. Keseluruhan bangunan menggunakan matrial bamboo local. Untuk mendapatkan bambu yang bagus untuk struktur diperlukan waktu 3 tahun, dan bisa bertahan hingga 15 tahun lamanya. Untuk mengikuti tour ini dibatasi 35 seat per harinya. Untuk menghindari muris terganggu dari orang luar. Bisa booking di web resmi ecogreen school bali, dengan tiket 100 rb/orang untuk weekend orang Indonesia, sementara untuk WNA 150 rb. Tour untuk weekday dimulai jam 09.00, sementara untuk weekend dimulai 10.30. tour berlangsung kurang lebih sejam. Kita akan didampingi tour guide yang menjelaskan secara detail tentang sekolah ini, mulai keliling ke kelas2, dapur, peternakan, pertanian, hingga ke sungai. Yang bikin aku mengikuti tour ini karna bangunan yang unik, keseluruhan dari bamboo, jembatan dari bamboo. Meskipun tour dalam bahasa inggris, karna kebanyakan yang ikut tour adalah WNa, saat itu ada sekitar 2 tour grup. 1 grup besar 30 orang dari komunitas yoga, ada yang berasal dari brazil. Sementara grupku Cuma 10 orang, 4 diantaranya adalah orang Indonesia.




400 murid disini terdiri dari 70% murid WNA, semntara 30% adalah warga local bali. Biaya study 10.000 USD per tahun, semntara untuk warga local bali hanya membayar sampah, ya sampah…mreka ngumpulin sampah plastic, botol dan apapun sampah selain organic, para donator dan uang tiket tour juga berperan dalam membantu biaya sekolah mereka. Ada yang full day, atau part time setelah mereka sekolah di sekolah normal, untuk ini umumnya yang murid local bali. Mereka diajari bahasa inggris, dan pelatihan ecologi.


Umunya sekolah diluar disini juga diajarkan mata pelajaran matematika dan IPA, namun setelah dasar cukup mereka boleh memilih jurusan sesuai minatnya, minat seni, music, sains atau apapun. Yang cukup menjadi perhatianku adalah saat masuk ke WC nya, disitu hanya ada batu dilubang cekung dan toilet duduk, tanpa air, hanya memakai sabut kelapa, aku gak bisa bayangin gimana hidup disitu untuk bab, haha…



Makanan yang mreka makan didapat dari tanaman yang ditanam disitu, tanpa ada piring, hanya alas piring anyaman bamboo dan daun pisang. Air bersih sangat menjadi perhatian utama, meski disini air gampang didapat, tapi kita diajarkan memakainya hanya yang bermanfaat. Mendaur ulang air dari sungai untuk dihgunakan kolam ikan dan penyiraman tanaman. Ada ternak bebek, ayam, dan lahan tanam sayuran disini. Semua serba mandiri dan ramah lingkungan.
Pengajarnya pun harus punya basic sukarelawan/volunteer, meski mreka digaji dolar disini. Perbandingan 1 guru menangani 7 murid.




Ada sebuah jembatan unik dari bamboo sepanjang 23 meter membelah sungai, semua terbuat dari bamboo dan kokoh sampai 15 tahun, bentuknya diinspirasi dari atap rumah adat minangkabau.
Pengeluaran eco green school : Tour 100k\









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment