...TRAVELING...

Camping malang

Setelah berkali kali diundur karena acara keluarga dan factor alam, hujan, , akhirnya sepakat untuk camping 20-21 agustus kemaren. Malang selatan ada banyak pantai, dan baru saja selesai pembuatan jalan lingkar selatan yang menghubungkan pantai sendang biru dan balekambang. Dulu sebelum jalan itu jadi, kita harus memutar jauh ke kepanjen klo mau ke 2 pantai ini. Kini setelah jalan penghubung selesai dibuat, banyak pantai membentang siap di explore, mulai goa cina, bajulmati, 3 warna, batu bengkung, dan masih banyak lagi sampai balekambang. Gak akan cukup deh sehari untuk menikmati semuanya.
Sabtu itu aku motoran ke kos temen, mas ridwan, dikota Kediri, dia sabtu masuk setengah hari, baru pulang jam setengah 3. Setelah lengkap perbekalan kami, tak lupa tenda n matras untuk bermalam di pantai. Kami langsung berangkat ke malang lewat jalur selatan, blitar. Beberapa kali jalanan macet, muter2 karna jalur ditutup untuk acara 17 an. Jadi agak lama perjalanannya, ditambah sempet salah jalan gara2 ngikutin google map. Baru sampek pantaipun jam 7 malam. Itupun harus bolak balik karena kebablasan karna jalan gelap, gak liat petunjuk ke batubengkung.
Setelah sampai, kami masuk dengan karcis 10 ribu per orang, karena bermalam. Terus ke toilet, makan, trus mendirikan tenda. Saat itu Cuma ada 2 tenda yang udah berdiri. Menjelang malam justru malah ramai yg dating, alhasil paginya banyak bermunculan tenda2. Malam itu diterangi sinar bulan, langit juga cerah, air laut pasang, sempet takut airnya sampai tenda. Dan yang bikin susah tidur itu anginnya…tendaku berisik banget, karna fliying sheetnya berkibar2, tenda doyong seperti mau roboh. Tidur jam 11 baru merem jam 2 pagi.
Jam 6 pagi duduk2 santai didepan tenda, menikmati suara debur ombak, sudah banyak pengunjung poto sana sini. Semakin siang semakin ramai saja ini pantai. Akupun jalan2 dipinggir pantai. Pantai batu bengkung ini ciri khasnya adalah kolam alami sepanjang pantai membentuk hamper setengah lingkaran, terlindungi batu karang, jadi gak takut kalo mau main air meski ombak laut selatan terkenal ganas.
Jam 8 kami beres2 bongkar tenda, sarapan trus menuju air terjun/coban tundo. Lokasinya lumayan jauh dari kota malang, searah ke sendang biru, jadi ada untungnya aku bermalam di pantai, lebih deket ke pertigaan kedung banteng, jalan masuk ke desa sidoari dimana lokasi coban tundo. Tapi menuju desa sidoasri ini sangat jauh masuk ke dalam, berulang kali kami tanya warga. Hamper 1 ,5 jam lebih  baru sampek diloket  tiket masuk, jam 11. Tiket 5 ribu. Pas aku tanya, sudah berapa orang yang masuk, katanya cm kami berdua, kirain dah rame. Jalanan dari sini mulai berganti jalan sempit cm 1 motor, susah klo simpangan. Bagi yang gak mau motoran, atau naek mobil, bisa diparkir n bayar ojek 30-50 pp ke parkir terakhir coban.
Jangan ditanya jalannaya gimana. Klo kata2 traveler itu menantang, iya menantang banget sampek temenku nyerah, lebih milih parkir dipinggir kebun sebelum sampek parkiran. Gimana gak nyerah, jalanan menanjak, Cuma setapak motor di kiri kanan kebun kopi, menyeberangi sungai2 kecil, total ada 3 sungai klo gak salah. Abis tu kami jalan, eh ternyata 100 m did epan udah parkir terakhir. Dari sini harus jalan kaki sekitar 20 menit menuju coban terbawah, coban 3, baru naik 5 menit ke coban 2, trus naek 10 menit ke coban 1.
Tiap2 tingkatan Cuban tundo ini punya karakter air terjun masing2. Pas kami disana aku bertemu rombongan dari Surabaya, ketua rombongan aku kenal, charisma, temen bpi sby, mreka ternyata naik ojek dan parkir di atas coban 1. Sementara kami dari parkir bawah. Berarti ada 2 pintu masuk dong ya.


Memang lokasi ini ada beberapa jalur pintu masuk, bisa lewat turen, bisa lewat dampit. Karna aus airnya yang sangat deras, kami berulang kali dinasehatin orang dijalan pas kami tanya, mas pun siram nggih, airtinya mas jangan mandi ya, karna disitu bulan kemarin memekan korban 6 pemuda tenggelam. Cukup ngeri juga ya ternyata. Harap hati2 ya guys klo ke tempat ini.
Setelah puas kamipun turun, dan sebelum perjalanan balik kami mampir ke masjid tiban, turen. Masjid ini merupakan pondok pesantren. Banyak yang berwisata religi ke tempat ini, katanya sih dijuluki masjid jin, karna tiba2 ada tanpa masyarakat sekitar tau. Padahal kenyataanya dibangun oleh santri dan pengurus pondok sendiri. Masjid ini unik, terdiri ari 10 lantai. Banyak ornamen2 berwarna biru, menara2 runcing mengingatkanku pada candi2 di Thailand. Masjid ini belum selesai, banyak renovasi sana sini. Motor bisa diparkir di warga, karna jalan menuju ke pintu utama masjid banyak tempat beli oleh2, mirip tempat wisata ziarah pokoknya. Bahkan diatas bangunan masjid ini juga ada pusat perbelanjaan dan pasar, murah2 pula harganya. Aku beli 4 jajan macem, Cuma 10ribu doing, gorengan 1500. Dari atas lantai 7  kita bisa menikmati view atas yang keren, berupa puncak2 bangunan meruncing, dan pintu masuk yang mirip kue ulangtahun kata temenku, dari kejauhan terlihat puncak gunung semeru.