RSS

Bukit cemenung, Air terju alas kadung & Kmpung anggrek







Daerah selatan seperti gak habis habis nya pesona keindahannya, mulai trenggalek tulungagung blitar malang.Bersyukur tinggal di kediri, karna mengaksesnya dekat. Kali ini cuma berlibur motoran sendiri, cuma setengah hari, karna janji ma ibuk jam 2 sore jenguk om di rumah tahanan. Lokasi pertama yang aku tuju adalah bukit cemenung di tulungagung, berjarak 53 km dari rumah, melewati blitar. Lokasi ini dulunya adalah bekas pabrik gamping bangunan belanda, yang tersisa adalah cerobong2 yang masih kelihatan kokoh di samping bukit cemenung. Dibalik bukit ini sering dipakai untuk kegiatan offfoad. Pagi itu jam 8 sampai di lokasi. Disamping ada pabrik apa aku juga gak sempet tanya. aku cuma ngobrol bentar ma bapak2 sepuh yg bertugas menjadi sekurity. Aku ijin kebelakang, emang lagi kebelet, maklum cuaca mendung bikin bolak balik pipis. Tampak beberapa anak sd tiba tiba berdatangan, ternyata mereka akan menaiki bukit cemenung, pengen sih ikut mereka, tapi kok rasa males membuatku diam di bawah, lagian aku juga menghemat waktuku untuk menuju lokasi lain. 




Lokasi ke 2 adalah air terjun alas kandung, tak terlaku jauh dari lokasi pertama, di kecamatan rejotangan, cuma beda desa, mendekati lokasi air terjun ini sangat sepi di jalan yang becek abis ujan. Harus ekstra hati2 klo gak mau terpeleset. Lokasi air terjun ini berada di hutan/alas kadung. Makanya dinamai air terjun alas kadung, beruntung ada ibuk2 mau buka warung disitu yang kutitipi motor sekalian tanya ke arah mana air terjunnya. Ternyata tidaklah jauh lokasi air terjunnya, hanya berjalan 50 meter ke depan sudah kita dapati air terjun yang agak kebawan lokasinya. Sedikit kecewa memang tidak sesuai ekspektasi sesuai gambar google atau instagram, karna airnya keruh coklat gak seijo . Tapi gapapalah dinikmati saja kesunyian ini, katna emang gak ada pengunjung lain selain aku disini.



Setelah cukup puas berfoto dan menikmati, aku pun balik menuju lokasi ke 3, ke kampung anggrek. Dulu tahunya karna gak sengaja lewat pas menuju bukit teletabus kelud. Kok ada plang tanda kampung anggrek, setelah brosing sana sini, akhirnya kuputuskan berkunjung kesana. Jalan menuju ke kampung anggrek se arah dengan menuju kelud, nanti akan ada petunjuk, dari pertigaan ada plang kampung anggrek, menuju ke selatan 3 km, jalannya udah bagus aspal dan untuk masuk pun tanpa tiket, parkir cukup lah ya, karna pas kesana lagi rame ba nget anak 2 anak kecil sekolah lagi berlibur kesitu ama guru n wali muridnya sepertinya, diparkir banyak mobil mobil. Menuju green house tanaman anggrek kita melewati taman yang sepanjang kanan kiri ada bunga matahati, sayangnya sepertinya sudah berumur tua siap dipetik biji matahariya, jadi kliatan udah layu coklat gak seger lagi. Disini pengunjung selain bisa menikmati keindahan bunga anggrek berbagai jenis juga bisa membelinya, ada nama dan harganya. Sepertinya tempat ini masih baru, terlihat beberapa tukang dan pekebun melakukan perbaikan sana sini. Jadi kalo ke kelud sempetin ke kampung anggrek ya, dijamin gak nyesel deh liat bunga2 bermekaran, adem.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bukit teletabis, Telaga pacuh dan Candi penataran




Piknik kali ini gak jauh jauh , masih dideket kediri aja, mlipir ke blitar. Lokasi bukit teletabis yang katanya hits banget di instagram membuatku tertarik, setelah browsing sana sini, aku mendapati lokasi dimana bukit yang katanya bukit teletabis, ternyata berada di kaki gunung kelud, berada di desa sumberasri. kec nglegok blitar, dari google map dapat kita cari lokasinya gardu pandang, sebenernya ini merupakan titik pemantauan gunung kelud, masyarakat setempat menyebutnya tower cuma 26 km dari rumah, Ada banyak jalur menuju kesana, kita memilih melewati sisi samping gunung kelud. Jalan udah cukup baik sudah aspal, meski kadang ada perbaikan aspal dibeberapa tempat, mendekati lokasi gardu pandang sekitar 500 m jalan berupa tanah menanjak sempit. Pada saat aku kesitu tempatnya sepi, cuma ada 1 rombongan 4 orang lain. Dari sini kita bisa melihat gundukan lembah dan bukit menghijau seperti karpet hijau di filem teletabis. Sebenernya yang hijau itu adalah persawahan tebu. Jadi klo mau lihat hijaunya bukit teletabis gak bisa sepanjang waktu, karna klo tebu sudah dipanen ataw masih kecil, maka bukit ini hanyalah gundukan tanah coklat biasa.






Pas balik turunnya kami sempet nyasar, tujuan awalnya sih nyari jalan yang landai yang gampang, eh malah nyasar, untungnya bisa nemu jalan yg tandai berangkat, meski harus hati hati turunnya. Dari sini kita menuju lokasi ke 2, yaitu telaga pacuh, ataw disebut telaga paco, di desa paco kecamatan nglegok, berjarak 5,3 km dari gardu pandang/bukit teletabis tadi. Ya namanya nyari jalan pintas ya jalannya agak menantang. Kita melewati jalan aliran lahar dingin kelud, kita menjumpai banyak truk truk pengangkut pasir di jalan, bahkan ada jalan yang dikasih jembatan kayu sepertinya ini swadaya masyarakat setempat, dimana ketika musim ujan motor harus naik jembatan, sangat berbahaya klo lewat jalan bawah, ada aliran air bercampur pasir dari kelud.

Sesampainya di telaga pacuh ini kita disambut dengan pohon pohon besar tinggi dengan akarnya yang begitu besar sampai menjulang tinggi, mungkin pohon ini sudah berusia puluhan tahun. Sebenernya telaga ini dibuat untuk penampungan irigasi. Tidak terlalu besar sih telaganya, tapi cukup lah buat ngadem ama foto foto.






Setelah itu kita mampir ke candi penataran, aku udah kesini 2 kali sebelumnya, yang baru kuperhatikan disini ada buah mojopahit, asal usul kata majapahit, candi penataran adalah bekas dari kerahaan majapahit . Di bagian belakang lokasi candi ini kita bisa menemukan sumber air kata nya sih bikin awet muda, airnya terlihat bening banget seger, ada ikannya besar besar.








  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Air terjun tirto galuh-curug guo luweng-kampung coklat




Piknik kali ini piknik tipis2 gak perlu kesana kemari ngejar ini itu. Karna sebenernya banyak yang bisa dieksplore, lain waktu juga bisa blitar kabupaten bersebelahan dengan kediri ada banyak tempat ngehits yang biasanya diupload diinstagram. Jadi biar kekinian juga kita mencoba ke tempat2 itu. Ada 10 lokasi yg ngehits di blitar, namun kali ini kita cukup 2 saja, yaitu air terjun tirto galuh atau dikenal dengan kedung malang lokasi di kecamatan bakung, gak jauh dari tempat itu 3 km ada curug guo luweng. Sempat ragu jadi berangkat gak ya soalnya sabtu pagi itu gerimis dari semalem lum berhenti2. Temenku tetep ngeyel berangkat, jam 7 pagi aq dijemput kita naek motor. Sepanjang jalan gerimis terus. Perjalanan ditempuh 2 jam dari rumah ke tirto galuh. Berbekal google map kita tidak kesulitan mencari lokasi, cuman untuk memastikan tidak nyasar gak ada salahnya kita bertanya pada masyarakat sekitar pagi jam 10 kami di parkiran.Tampak sepi banget, bahkan loketnya pun gak ada penjaganya. Tak berapa lama yang punya rumah datang, selain petugas parkir sekaligus petugas loket dirangkap, itupun bapaknya baru pulang dari sawah. Coba klo gak ada bapaknya kita tadi masuk aja gak pake karcis. Sekalian ijin ke toilet belakang n beli minum. Tiket 3000 per orang. Dari parkiran masuk sekitar 500 meter jalanan menurun becek, maklum lagi ujan setiap hari.







Kami tau sebelumnya lokasi ini dari temen yang upload di fb, trus ku cari lokasinya ternyata di google map udah ada. Sepi banget tempatnya, klo lagi cerah gak ujan airnya bisa lebih ijo, tapi gapapalah masih bisa dinikmati airnya justru lebih deras kalo abis hujan. Air yang mengalir juga dimanfaatkan untuk tenaga listrik. Lokasi air terjunnya bertingkat tingkat, harap berhati hati kalo naik lewat batu, karena lumut hijau bikin licin. Naeknya kesusahan menaiki bebatuan, eh sampe atas ternyata tadi ada jalan naik disamping lewat tangga, emang tersembunyi gitu, ealah kadong soro lek munggah, kata temenku.



Setelah cukup menikmati air terjun tirto galuh, kami segera balik ke parkiran menuju lokasi yang ke 2, curug guo luweng. Lokasinya cuma berjarak 3 km. Sampek lokasi parkir pun ternyata juga sepi, cuma ada 1 motor yag parkir. Klo disini belum ada tiket masuk cuma bayar parkir. Cuma kata mas nya yang jaga parkir kita disuruh lepas sandal, tak pikir karena tempatnya suci. Eh pas jalan jalannya becek banget parah, harus hati2 jalannya. Bisa bisa kepleset jatuh belelotan. Abis tu kita menyeberangi sungai lumayan lebar sekitar 10 meteran lebarnya, abis itu jalan berbatu, terasa sedikit sakit di telapak kaki seperti tertusuk tusuk, wah ni tadi bapaknya salah, kan kita udah pake sandal gunung. gapapalah dinikmati saja, anggap ae pijat terapi kaki. Sesampainya ditangga menurun ada di kiri itu mulut gua yang lumayan besar, kita merambat merayap jalan hati2 diantara jalan bebatuan yang ada sungainya juga karena diujung sana ada mulut gua yang dialiri air dari atas, makanya dinamakan air terjun goa luweng, luweng itu artinya lubang bulat. Sementara sebelah kanan ada air terjun bertingkat tingkat.







Setelah puas berfoto kami balik kami mau kulineran ke kampung coklat, lokasinya tidak jauh dari jalan kami pulang, di google map juga sudah ada, jadi gampang dicari. Sepanjang kiri kanan sebelum sampai di kampung coklat banyak kendaraan besar bus pariwisata, mobil mobil diparkir di rumah warga, memang mereka memanfaatkan halaman warga untuk parkir. Rame banget sabtu siang itu jam 13.30. Kita memasuki galeri foto dimana sejarah coklat pertama kali dunia, dari mana sebenarnya asal pohon kakao, sampai masuk indonesia. Terus kita melihat tempat jemur biji kakao. Setelah
itu kita melewati loket dengan tiket 5 ribu, setelah itu di kiri kanan ada ruang kaca kita bisa melihat gimana coklat diproduksi sampai dikemas, terus kita memasuki tempat makan nuansa outdoor, berasa makan di kebun kakao, ada banyak ragam pilihan menu coklat, kita pesan mie coklat seharga 7500, trus minum coklat harga 8000, trus muter lagi nyemil es krim coklat 7500, ada nasi coklat, ada popcorn coklat. Bagi yang gak suka coklat juga ada makanan prasmanan biasa. ada pertunjukan musik juga, ada tempat main anak2, kolam pijat refleksi ikan, ada kebun pembibitan pohon kakao, seharga 2500 per pohon. Sebelum pulang gak afdol kalo gak belanja oleh2 coklat, mulai hrga 10 ribuan. Ada banyak variasi produk olahan coklat yang bisa dibawa pulang. Pokoknya bagi penggemar coklat recomended banget deh kulineran kesini, aku aja pegen kesini lagi, suasananya enak.









Pulangnya kami melewati bangunan belanda tertulis rumah pembantaian, wah pasti ngeri klo dibayangin, namaya sadis. Tau gak sebenarnya apa yang di bantai. yang dibantai itu sapi, alias tempat jagal sapi, haha.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS