SURGA TERSEMBUNYI DI BALIK PULAU SEMPU

26-27 maret 2011
Sabtu pagi jam 04.30 kami sudah berkumpul di depan stasiun gubeng Surabaya, kereta penataran jurusan malang berangkat jam 04.45. kami rombongan bacpaker dari Surabaya akan melakukan perjalanan menuju pulau sempu, acara gathering outdoor ke 2 setelah heritage track sampoerna pada bulan februari. Dengan tiket 4000, membawa kami menuju setasiun malang kota, disitu akan menjadi meeting point bagi para bacpaker Surabaya, malang, bandung dan Jakarta. Pukul 10.00 kami mulai berangkat ke sendang biru dengan mencarter angkot, sebanyak 30 orang untuk 2 angkot, perangkot PP malang-sendang biru 500 ribu. Perlengkapan yang kami bawa cukup banyak untuk bermalam di pulau sempu, tenda, perlengkapan masak, serta air minum per individu minimal 2 gelas aqua 1,5 liter karena selama di pulau sempu tidak ada satupun orang jualan, toilet atau apapun, “welcome to the jungle”. Perjalanan dari malang kota ke sendang biru memakan waktu 2 jam melewati bukit naik turun belok menikung tajam jalanan sempit dengan sangat cekatan pak sopir mengemudikan
Sesampai di sendang biru kami menurunkan semua bawaan kami, ada yang ngurus beli tiket dan perijinan untuk bermalam di pulau sempu dan ada juga yang bertugas beli ikan di tempat pelelangan ikan, namun sayang tempat pelelangan ikan tutup. Setelah hampir setengah jam kami menunggu, akhirnya kami menuju pulau sempu dengan kapal motor nelayan denagn tarif  PP 100 ribu, satu kapal maksimal diisi 10 orang. Sekitar 15 menit perjalanan dari sendang biru ke pulau sempu, akhirnya kami sampai diujung pulau sempu.
Perkiraaan aku sebelumnya kita sampai langsung menuju pantai, disegara anakan yang terkenal itu, eh ternyata kita harus menembus hutan belantara yang belum ada paving buat jalan yang kami akan lalui, jalan setapak yang harus hati hati, karena jalan berlumpur, apalagi klo abis hujan jalan menjadi sangat licin dan Lumpur setinggi lutut. Denagn semangat 45 kami bersama sama membelah hutan denagn semangat yang tak pernah berhenti, seperti apa sih pantau segara anakan yang terkenal itu. Keinginan kami yang kuat itupun harus diuji melewati tanjakan dan turunan curam, pohon tumbang, Lumpur , karang di sisi kami, kalo tidak hati hati maka akan jatuh, harus extra hati hati




Setelah 2 jam lamanya kami berlumpur ria, akhirnya…..dihadapan kami bentangan pasir putih halus denagan ombak lembut di sebuah cekungan besar yang menampung air laut yang masuk melalui celah bebatuan yang langsung berhadapan langsung dengan samudra hindia. Ah sepertinya perjuangan kami berjam jam yang kami lalui hilang sudah, terbayar sudah denagn panorama alam yang sangat menakjubkan, hening dan sepi, seperti pantai milik pribadi saja. Ada beberapa yang langsung mendirikan tenda buat bermalam nanti, untuk mengusir dinginnya angina malam yang menusuk tulang. Kami bermain pasir, mencebur ke air, seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru, ya begitulah..keindahan segara anakan di balik pulau sempu yang masih belum terjamah infrastruktur dan teknologi. Memandang pasir luas membentang dengan deburan ombak kecilnya …deretan karang ditumbuhi rerimbunan tanaman seolah melingkupi segara anakan dan membiarkan sedikit luang karag memasukkan airnya ke kubangan luas yang memantulkan warna hijau air..sunguh pemandangan luar biasa ciptaan Tuhan..mari kita lestarikan ala mini..jangan sampai ulah manusia membuat kerusakan alam, dengan tidak meninggalkan sampah di sini…