RSS

Tabing takaruang – danau maninjau – nagari kapau/tarusan kamang



Perjalanan ini Cuma kita ber 2, ke 2 temenku gak bisa ikut, satunya kerja, satunya sakit, sebenernya dia sakit kanker, leukemia, dia jadwalnya berobat. Hari itu kami terlalu siang mengawali perjanan, karna kami beberapa kali ditolak mau sewa motor, udah 3 lokasi kami datengi, tanpa alasan yang jelas, meraka bilang gak menyewakan, padahal motor masih banyak didepan. Temenku kesal dengan perlakuan pihak hotel yang terlalu membeda bedakan turis, mreka orientasinya untuk bule. Sungguh terlalu. Akhirnya jam 10 baru lah jalan, setelah temenku nelponin kenalannya disana, bayar 65 ribu, didiskon10 ribu, biasanya 75 ribu/hari.
Mulailah kami ke lokasi pertama, tabing takaruang, lokasi ini milik pribadi,b erupa rumah dan sebuah café. Kami memesan kopi susu, kemudian duduk duduk menikmati pemandangan, masih di ngaria sianok. Lokasinya deket di tepi sungai, ada yang gembalakan kerbau, dan yang khas ada sebuah bukit kerucut mendominasi landscape dan bangunan .kopi susu seharga 7 ribu rasanya tak sebanding dengan pemandangan yang mahal. Apalagi ini bukan spot wisata, pagi itu masih sepi, Cuma kami berdua dan 2 orang lain lagi. Sungai …bukit…gunung…damai rasanya berlama lama disitu, tapi aku masih ada tujuan lain, moga lain waktu bisa berkunjung untuk sekedar ngopi santai seharian bersama orang terkasih..glegk*keselek




Perjalanan menuju puncak lawang, melihat view danau maninjau dari ketinggian, memakan waktu 1,5 jam. Jalanan sempit naik turun bukit, sempat ada keramaian kecelakaan truk masuk jurang. Mengingatkan kami harus berhati2 dengan jalanan licin becek sempit.
Sebenarnya ada 3 lokasi melihat danau maninjau dari atas, puncak lawang, lawang park, satunya lupa, berada di kecamatan matur, kabupaten agam. Meski cuca agak sedikit mendung, tidak mengurangi kekagumanku melihat indahnya danau ini. Langsung aja lihat foto.








Setelah makan siang jam 2, kami menuju desa namanya nagari kapau/tarusan kamang, berada di kabupaten agam. Lokasinya berada dibawah bukit, diujung desa, lokasi ini juga blum populer. Tapi jangan ragukan keindahannya. Sebuah danau di padang rumput hijau  luas, ditengahnya seperti ada pulau, dikelilingi bukit sejauh mata memandang, dan yang membuat menarik disini digembalakan banyak kerbau. Kerbau adalah binatang special di Sumatra barat, karna kata minangkabau berasal dari kata kerbau, bentuk atapnya pun itu filosofi dari tanduk kerbau.






Setelah pamitan dengan syafrizal, dibukitinggi kami mengejar angkutan menuju pariaman, rumah temenku, imron. Karna sudah jam 5 kami sampai diterminal, dan itu kendaraan terakir menuju pariaman, akhirnya kami berangkat meski temenku harus merelakan duduk di kursi cadangan, kursi kayu. Duduknya pun kami berdesakan, gak selega seperti kendaraan padang-bukitinggi. Perjalanan ini membelah bukit di danau maninjau, menuju pariaman. Kota yang diapit kabupaten pariaman, 50 menit dari bandara internasional minangkabau.
Paginya kami menuju pantai gondoriah, 1 km dari rumah imron. Rencananya sih kami menuju pulau angsa duo, tapi gak jadi karna mahal, n jarang yang kesitu. Jadi siang itu aku Cuma males malesan di kamar, nunggu penerbangan ke Palembang.


soto pariaman

Sempet ketinggalan pesawat, sampai di bandara menit terakhir, dan ternyata pesawat padang-palembang dioper ke batam dulu, baru ke Palembang, dan akhirnya sampe Palembang 17.40

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment